Facebook merupakan salah satu jejaring sosial yang paling banyak digunakan. Hal ini tentu tak lepas dari pelbagai manfaat dan kelebihan yang ditawarkan oleh platform besutan Mark Zuckerberg tersebut.
Walaupun saat ini fitur game sudah dihilangkan dari Facebook; misalnya saja seperti “Perjuangan semut, “Social war”, dan berbagai gim lain yang dulunya sering kali dimainkan, Facebook tetap saja bertengger di posisi atas perihal jumlah user.
Dilansir dari Statista (04/21), generasi muda mendominasi penggunaan Facebook, yakni mereka yang berusia antara 13 – 24 tahun. Melihat kondisi tersebut, timbul pertanyaan bagi sebagian orang: “Apakah Facebook memiliki manfaat nyata bagi para pelajar, atau malah memberi dampak negatif bagi mereka?”
Tujuan Awal Diciptakannya Facebook
Mark Zuckerberg, yang saat itu masih jadi Mahasiswa Semester II di Harvard University, memiliki ide untuk menciptakan sebuah jejaring sosial; Mark terinspirasi dari Hot or Not, sebuah situs yang memungkinkan seseorang untuk menemukan pasangan.
Awalnya, ia menamakan situs buatannya tersebut dengan Facemash.com. Target pasar Mark pada saat itu adalah rekan-rekan kampusnya yang sedang mabuk asmara, atau sekadar ingin seru-seruan dalam “menjodohkan” teman-temannya.
Jadi dari sini dapat disimpulkan, bahwa sedari awal, Mark sama sekali tidak memiliki bayangan untuk menjadikan Facebook sebagai platform penunjang akademik pelajar.
Cara kerja situs buatan Mark, bisa dibilang hampir sama dengan sosmed “biro jodoh” yang didapati saat ini. Yakni dengan menampilkan foto berbagai pasangan (laki-laki & perempuan), lalu pengunjung situs dapat menentukan siapa pasangan yang paling klop atau cocok.
Perkembangan Fitur pada Facebook
Sebagai pebisnis handal, Mark tentunya harus cerdas dalam melihat peluang di masa depan, termasuk dalam mengantisipasi ancaman dari para pesaingnya. Mau tak mau, Facebook harus mengadakan pembaharuan fitur untuk menarik perhatian calon penggunanya.
Walaupun beberapa inovasi yang dilakukan tidak sinergis dengan visi awalnya, Mark menilai bahwa upgrade yang ia lakukan adalah langkah strategis dalam mempertahankan traffic atau pengunjung Facebook.
Inilah beberapa fitur yang ditambahkan oleh Facebook seiring pertambahan usianya:
- The Wall: Fitur ini memberikan akses kepada users untuk saling mengirim pesan ke “dinding” milik teman;
- Tag: Bersamaan dengan peluncuran fitur The Wall (2005), fitur ini memungkinkan penggunan untuk berbagi foto, sekaligus menandai teman yang ada di dalamnya;
- News Feed (2006): Para pengguna Facebook dapat mengunggah dan melihat berita yang disebarkan oleh temannya;
- Page (2007): Fitur ini sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin mendapatkan info terbaru mengenai hal yang diminatinya, dari pengguna lain (yang juga memiliki minat serupa dengannya);
- Chat (2008): Memungkinkan kamu untuk mengirim personal chat (pesan pribadi) ke teman di Facebook;
- Like (2009): Memberikan “jempol” atau “likes“, sebagai representasi bahwa Anda menyukai sebuah postingan;
- Group (2010): Fitur ini memungkinkan seseorang untuk mengumpulkan beberapa teman yang memiliki ketertarikan atau minat serupa, dalam sebuah forum diskusi dan sharing;
- Dan masih banyak lagi.
Manfaat Facebook untuk Pelajar
Berdasarkan data pengguna Facebook diseluruh dunia oleh statistica, pengguna Facebook di Indonesia mencapai 142.5 juta jiwa per Februari 2021 lalu.
Hal ini tentu mengundang tanda tanya, melihat angka tersebut didominasi oleh para pelajar. Apa sih yang membuat mereka begitu tertarik untuk bermain Facebook?
1. Berkomunikasi dengan Teman-teman
Alasan ini nampaknya menjadi faktor utama dari mereka yang menggunakan Facebook; walaupun orientasinya tidak melulu soal edukasi. Namun setidaknya, Facebook secara tidak langsung ikut memfasilitasi ruang diskusi bagi para pelajar, yakni melalui fitur grup yang mereka ciptakan pada Tahun 2010.
2. Membentuk Identitas Diri
Hal ini dapat dibuktikan melalui teori simbolis interaksionisme, yang digagas oleh George Herbert Mead (w. 1931 M), seorang filsuf dan sosiolog ternama Amerika.
Dalam teorinya tersebut, Mead memperkenalkan konsep tentang “diri”. Yang ia maknai dengan, “Keseluruhan perspektif kita mengenai cara orang lain melihat kita.” Hal ini menjadi masuk akal, lantaran manusia tidak bisa lepas dari interaksi satu sama lain.
Agar dapat memahami dengan lebih mudah, mari kita baca “testimoni” langsung dari para pelajar yang menggunakan Facebook, yang terkumpul dalam sebuah penelitian menarik, “Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam Membentuk Identitas“.
“Sebenarnya Facebook juga bagi sebagian orang, merupakan penggambaran orang itu sebenarnya. . .karakternya juga terbaca dari aktivitas yang dilakukan di Facebook.” (Informan 1)
“Kalau saya ya. . . menampilkan diri sebagai model. . .dengan cara meng-upload ulang foto-foto yang di-tag oleh para fotografer kepada saya.” (Informan 2)
“Kalau dulu waktu zaman SMA masih alay, kalau kuliah sekarang lebih ke proses pendewasaan. . .kadang-kadang, waktu membaca apa aja, ada quote yang menarik, aku langsung share lewat Facebook.” (Informan 3)
Dari ketiga informan pelajar di atas, baik sadar atau pun tidak, mereka telah menampilkan “citra”, yang secara tidak langsung mengontrol persepsi orang lain terhadap diri mereka.
Manfaat Umum Facebook lainnya
Secara umum, pengaruh positif Facebook ada 6, yakni: (1) mengetahui potensi diri, (2) media promosi, (3) sarana diskusi, (4) berinteraksi dengan teman secara mudah, (5) memperluas jaringan, dan (6) saling bertukar informasi dengan mudah. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Jallei dalam Hanafi (2009:3).
Masih terkait dampak positif Facebook, ada pula pendapat lain dari Louis Lam. Dalam risetnya, “An Innovative Research on The Usage of Facebook in The Higher Education Contect of Hong Kong“, Ia menyatakan bahwa pada dasarnya ada 4 keuntungan yang didapatkan oleh pengguna Facebook, yaitu: (1) Interaction (interaksi); (2) Communication (komunikasi); (3) Social Relationship (Relasi/hubungan sosial); dan (4) Participation (partisipasi).
Dampak Negatif Facebook Untuk Pelajar
1. Menimbulkan efek candu (addictive)
Riset yang dilakukan oleh Kartika Mariskhana (2018:67), membuktikan bahwa penggunaan Facebook oleh remaja–yang tidak disertai pengawasan orang tua– dapat berujung pada efek candu. Mariskhana berpendapat, penggunaan Facebook haruslah dibatasi (jangan sampai berlebihan).
2. Kecenderungan akan Narsisme
Narsisme adalah kecintaan yang berlebihan terhadap diri sendiri. Menurut Novi Nitya Santi (2017:29), hal ini berpengaruh terhadap Self-Esteem alias kepercayaan atau perasaan terhadap diri kita sendiri, khususnya terkait dengan sikap, motivasi, perilaku, dan penyesuaian emosi.
Dalam penelitiannya, Santi mengungkapkan sebuah fakta menarik, bahwa semakin banyak teman seseorang di Facebook, maka semakin tinggi peluang narsiscisme-nya di dunia nyata; begitu juga sebaliknya.
Tentu ini bisa membawa dampak buruk bagi lingkungan pelajar. Mereka yang memiliki sedikit teman atau followers di Facebook, menjadi minder di hadapan temannya yang lain. Pun, bagi mereka yang memiliki banyak teman di Facebook, menjadi pilah-pilih teman, karena merasa dirinya “spesial”, akibat pengaruh Narsiscisme tadi.
Apakah Facebook Layak bagi Pelajar?
Untuk menjawabnya, tentu perlu ditimbang terlebih dahulu maslahat dan mudarat-nya; alias manfaat dan dampak buruk dari penggunaan Facebook. Setelah membaca penjelasan di atas, tentunya Anda telah mendapat sedikit bayangan mengenai dampak penggunaan Facebook bagi pelajar.
Penulis sendiri berkeyakinan, bahwa manfaat Facebook jauh lebih besar daripada dampak buruk yang diakibatkan olehnya. Ada pun manfaat Facebook, didapatkan dari fasilitas yang memang sedari awal tercipta dari niat baik pendirinya.
Hal ini bisa dilihat dari munculnya berbagai fitur yang dapat memudahkan pelajar untuk menggali informasi, fitur group misalnya.
Sedangkan dampak buruk dari Facebook, muncul dari penyalahgunaan fasilitas yang dilakukan oleh para pengguna. Misalnya seperti, (1) bermain Facebook secara berlebihan, (2) mengakses konten berbau pornografi, dsb.
Akan beda kasusnya, apabila Facebook sendiri yang “sengaja” menciptakan fasilitas untuk tujuan keburukan. Oleh karenanya, orang tua harus mengarahkan anaknya agar bijak dalam menggunakan Facebook.
Dengan demikian, penggunaan Facebook akan memberi berdampak positif; baik dalam meningkatkan kreativitas, serta kemudahan pelajar dalam memperoleh informasi.
Sekian & semoga bermanfaat 🙂
Referensi:
- Pengaruh Penggunaan Media Sosial Facebook terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa FISIP Universitas Riau: https://media.neliti.com/media/publications/115811-ID-none.pdf
- Perkembangan Fitur Facebook: https://www.liputan6.com/tekno/read/3887395/ini-deretan-fitur-facebook-selama-15-tahun-kehadirannya
- Data pengguna Facebook di seluruh dunia 2021: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/10/30/pengguna-facebook-indonesia-dalam-bingkai-statistik
- https://www.statista.com/statistics/268136/top-15-countries-based-on-number-of-facebook-users/
- Sejarah Facebook/Fenomena Facebook sebagai Media Komunikasi Baru: https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/diskursus_islam/article/view/6759
- Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam Membentuk Identitas: http://journal.uad.ac.id/index.php/CHANNEL/article/view/3270/1851
- Analisis User Experience Fitur Marketplace Facebook: http://e-journal.polsa.ac.id/index.php/jneti/article/view/151/99
- An Innovative Research on The Usage of Facebook in The Higher Education Context of Hong Kong: https://academic-publishing.org/index.php/ejel/article/view/1645
- Dampak Media Sosial (Facebook) dan Gadget terhadap Motivasi Belajar: https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/perspektif/article/view/3120/2071
- Dampak Kecenderungan Narsiscisme terhadap Self Esteem pada Pengguna Facebook Mahasiswa PGSD UNP: http://journal.umpo.ac.id/index.php/dimensi/article/view/319/327
Tinggalkan Balasan